Nyicip.id - Beberapa waktu lalu, saya menghadiri festival kuliner di Jakarta. Di salah satu stand, ada mangkuk besar berisi laksa dengan kuah kuning yang menggoda. Pemandangan itu mengingatkan saya pada perjalanan ke Penang, di mana saya mencicipi laksa asam pedas yang membuat lidah bergoyang. Tapi, ada juga pengalaman seru di Singapura, di mana semangkuk laksa lemak dengan santan kental jadi andalan sarapan. Itu membuat saya bertanya-tanya, sebenarnya laksa berasal dari mana sih? Betawi, Penang, atau Singapura? Sebagai pecinta kuliner, saya mulai mencari tahu, dan inilah fakta menarik yang saya temukan.
1. Asal-usul Laksa: Sebuah Persilangan Budaya
Kata “laksa” sendiri berasal dari istilah Sanskerta “laksha” yang berarti “seratus ribu”, merujuk pada banyaknya bahan dalam hidangan ini. Tapi, asal-usul geografisnya? Ternyata rumit! Banyak sejarawan kuliner sepakat bahwa laksa lahir dari perpaduan budaya antara pedagang Cina dan penduduk lokal di Asia Tenggara. Pedagang ini membawa mie, rempah-rempah, dan ide memasak baru yang kemudian bercampur dengan cita rasa lokal.
Namun, ini yang bikin seru: setiap daerah mengklaim laksa versi mereka sebagai yang asli. Dari Betawi dengan kuah kuningnya yang gurih, Penang dengan rasa asam yang tajam, hingga Singapura dengan laksa lemaknya yang creamy — semua punya cerita sendiri.
2. Laksa Betawi: Citarasa Tradisional yang Unik
Kalau Anda pernah mencicipi laksa di Jakarta, pasti tahu rasanya beda banget dengan versi dari negara lain. Laksa Betawi menggunakan kuah kuning berbumbu kunyit dan rempah-rempah khas Indonesia. Biasanya, hidangan ini dilengkapi dengan bihun, potongan daging ayam, perkedel, dan daun kemangi. Kadang-kadang, ada tambahan telur rebus atau kerupuk biar makin meriah.
Saya ingat pertama kali makan laksa Betawi di acara Lebaran Betawi. Saat itu, saya langsung jatuh cinta pada perpaduan aroma rempah yang hangat dan rasa santan yang pas. Ternyata, laksa Betawi memang punya akar dalam tradisi lokal yang kuat. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara besar, seperti pernikahan atau hajatan. Uniknya lagi, kuah laksa Betawi biasanya lebih encer dibandingkan laksa lainnya, tapi justru itu yang bikin segar!
3. Laksa Penang: Perpaduan Asam Pedas yang Meledak di Lidah
Berbeda dari laksa Betawi, laksa Penang dikenal dengan kuah asam pedas yang khas. Basisnya adalah kaldu ikan yang dicampur dengan asam jawa, daun mint, dan cabai, menciptakan rasa yang unik dan segar. Oh, dan jangan lupa topping-nya: irisan bawang merah, nanas, dan timun, yang menambahkan tekstur dan kesegaran.
Saat saya berkunjung ke Penang, mencicipi laksa di Gurney Drive Food Court adalah salah satu highlight perjalanan saya. Awalnya, saya agak ragu — bayangkan makan mie dengan rasa ikan yang kuat — tapi begitu suapan pertama, saya langsung terpesona. Rasanya seperti ledakan rasa di mulut! Ada keasaman, kepedasan, dan rasa umami yang berpadu sempurna.
Menurut teman lokal saya di Penang, laksa ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dipengaruhi oleh komunitas Cina Peranakan yang menetap di sana. Mereka menciptakan versi laksa ini dengan menggunakan bahan-bahan lokal seperti asam jawa dan ikan mackerel.
4. Laksa Singapura: Kaya dan Creamy
Kalau laksa Penang menawarkan rasa asam pedas yang menyegarkan, laksa Singapura justru lebih creamy dan kaya. Kuahnya berbasis santan, dicampur dengan pasta rempah seperti serai, lengkuas, dan cabai. Teksturnya lebih kental, dan biasanya dihidangkan dengan mie tebal serta topping udang, kerang, dan tauge.
Salah satu pengalaman terbaik saya dengan laksa Singapura adalah di daerah Katong, yang terkenal sebagai pusat laksa di sana. Katong Laksa, begitu mereka menyebutnya, disajikan dalam mangkuk kecil dengan mie yang sudah dipotong-potong, jadi Anda bisa menikmatinya hanya dengan sendok. Simpel, tapi nikmat banget!
Yang menarik, laksa Singapura sering dianggap sebagai hasil adaptasi dari laksa Malaysia. Tetapi, versi mereka ini memiliki ciri khas sendiri yang membuatnya berbeda dari yang lain. Tekanan pada penggunaan santan yang melimpah membuat hidangan ini terasa lebih “mewah” di lidah.
5. Perbedaan yang Menyatukan
Setelah mencicipi berbagai versi laksa ini, saya menyadari bahwa meskipun setiap daerah punya klaimnya sendiri, laksa adalah simbol keragaman kuliner Asia Tenggara. Rasanya seperti perjalanan sejarah di setiap suapannya. Laksa Betawi membawa saya ke akar tradisi lokal, laksa Penang memikat dengan rasa asam yang segar, sementara laksa Singapura menawarkan kekayaan rasa yang memanjakan.
Tentu, preferensi setiap orang berbeda. Ada yang lebih suka laksa Betawi karena rasa rempahnya, ada yang tergila-gila pada laksa Penang karena rasa asamnya yang unik, dan ada yang tak bisa melewatkan laksa Singapura dengan kuah santannya yang creamy. Saya? Jujur saja, saya belum bisa memilih favorit. Semuanya punya pesonanya masing-masing.
Jadi, lain kali saat Anda bertanya-tanya “laksa berasal dari mana?”, mungkin jawabannya adalah: dari hati kita semua yang mencintai rasa dan cerita di balik hidangan ini.
0 Komentar